Berita


PERKEMBANGAN EMOSI DAN SOSIAL ANAK TUNARUNGU

Seseorang yang memiliki keterbatasan baik dari segi fisik maupun segi mental tentu akan mengalami hambatan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupannya, termasuk hambatan perkembangan dalam aspek emosi dan aspek sosial, tidak terkecuali bagi anak-anak tunarungu. Tunarungu merupakan istilah yang secara umum digunakan bagi seseorang yang mengalami hambatan dalam aspek pendengaran yang secara otomatis juga akan berpengaruh terhadap kemampuan mereka berkomunikasi dan memahami bahasa, padahal sejatinya komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia, dengan berkomunikasi kita dapat berinteraksi dengan individu lain dan mengekspresikan perasaan kita kepada individu lain secara mudah, akibatnya seseorang yang mengalami ketunarunguan akan mengalami berbagai masalah terkait perkembangan emosi dan sosial yaitu berkurangnya kepercayaan diri dan merasa asing dari masyarakat tempat mereka hidup, memiliki sifat egosentris yang melebihi anak pada umumnya, memiliki perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas, ketergantungan terhadap orang lain, memiliki perhatian yang sukar dialihkan, bersifat polos, sederhana tanpa banyak masalah, dan bersifat mudah marah dan cepat tersinggung.

Selain itu ketunarunguan juga dapat menyebabkan seorang anak dihinggapi kecemasan karena menghadapi lingkungan yang beraneka ragam komunikasinya, anak tunarungu juga sering mengalami berbagai konflik, kebingungan, dan ketakutan. Mengapa anak-anak tunarungu mengalami masalah-masalah perkembangan seperti yang telah disebutkan di atas? Karena dengan hambatan pendengarannya tersebut akan terjadi ketidakmampuan dalam pemahaman lisan atau tulisan sehingga anak tuarungu sering menafsirkan sesuatu secara negatif atau salah dan ini sering menjadi tekanan bagi emosinya, karena sering mengalami kekecewaan akibat kesulitannya dalam menyampaikan fikiran dan perasaan kepada orang lain dia sering mengekspresikannya dengan kemarahan. Mereka kadang kala berfikir bahwa setiap orang yang berbicara dihadapan mereka seakan-akan sedang membicarakan dia atau mencemoohnya. Faktor dari lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosi dan sosial mereka, para masyarakat cenderung memandang individu yang memiliki kekurangan dari segi fisik sebagai seseorang yang kurang berkarya atau yang lebih buruk lagi sebagai individu yang tidak memiliki daya guna, sehingga dengan pola pikir tersebut sinyal-sinyal negatif yang telah terdifusi ke masyarakat menjadikan anak tunarungu merasa benar-benar kurang berharga sebagai individu. Kehilangan pendengaran berakibat langsung pada kemampuan penggunaan bahasa dan kemampuan berkomunikasi. Oleh karena itu anak tunarungu memiliki kemampuan yang sangat terbatas untuk mengadakan interaksi sosial dengan orang lain yang ada di lingkungannya.

Untuk mengatasi berbagai gangguan perkembangan dalam aspek emosi maupun sosial seorang anak tunarungu, ada berbagai hal yang dapat kita lakukan sebagai pendidik, orangtua maupun masyarakat diantaranya adalah orang tua hendaknya memberikan kepuasan dalam pengalaman lahiriah maupun batiniah. Sekalipun anak tunarungu belum dapat bicara, orang tua wajib mengkomunikasikannya dengan cara menangkap maksud anak, gerak gerik badan, ekspresi wajah atau lewat suara yang dikeluarkan sambil menunjuk sesuatu.Selainitupentingbagikitauntukmemberikan kesempatan pada anak tunarungu bergabung dengan keluarganya, orang asing ataupun dengan teman sebayanya.Sedangkan untuk mengatasi dan mencegah gangguan perkembangan emosi anak tunarungu hal-hal yang harus ditumbuhkan dalam diri anak adalah sikap empati bagi orang terdekatnya. Empati bagi anak tunarungu sangat berperan penting dalam sosialisasi, karena dengan proses berempati yang baik akan membantu anak bergaul dengan lingkungannya secara lebih sehat dan bertanggung jawab, untuk mengatasi ketakutan dan kecemasan berlebihannya anakharusterusdituntununtukdapatbergaul bersama orang lain. Seperti apabila anak membeli suatu jajanan, ditemani oleh teman teman sebayanya agar anak merasa terlindungi dan tidak merasakan cemas dan takut yang berlebihan dan yang terakhir adalah menumbuhkan sikap menerima diri sendiri, biasanya bagi anak tunarungudapat  dengan mudah menerima dirinya sebagai anak tunarungu karena dia juga melihat teman yang disukainya juga memilki ketunarunguan sama seperti dirinya.Hal ini biasanya membawa pengaruh penyesuain diri yang kurang baik. Oleh karena itu guru, orang tua ataupun masyarakat pada umumnya harus memberikan pengarahan dan motivasi agar anak dapat berinteraksi dengan orang sekitar dan lingkungan masyarakat tanpa adanya rasa cemas, dengan mengadakan interaksi sosial yang terus-menerus, anak tunarungu diharapkan dapat mengembangkan kemampuan bahasa dan bicara, agar anak dapat melatih kemampuan bicaranya secara langsung serta dapat menerima norma-norma yang ada dalam masyarakat dan bisa menyesuaikan diri apabila dilatih sejak kanak-kanak.

 

SLB NEGERI PAHLAWAN KAB. INDRAMAYU


FOLLOW US


PPDB SNEPA 2024


SEARCH


Kontak


Alamat :

Jl. Pahlawan No.89 Kel. Lemah Mekar Kec. Indramayu Kab. Indramayu

Telepon :

0234271040

Email :

slbnpahlawan8@gmail.com

Website :

slbnpahlawanindramayu.sch.id

Media Sosial :

Snepa TV (Berkarya Tanpa Batas)